Allah Sebaik-baik Pemberi Keputusan

05:26

Manusia hidup pasti selalu dihadapkan oleh berbagai macam pilihan, dan setiap dari keputusan pasti memiliki konsekuensinya masing-masing.

Sebagian besar pada umumnya manusia terlalu tergesa-gesa dalam memilih keputusan, bahkan tidak sedikit yang hanya memutuskan pilihannya sendiri tanpa menyertakan Allah didalamnya. Padahal seperti kita ketahui, Allah lah Tuhan alam semesta dan Dia lah sang Maha Memberi Kehendak.

Alangkah baiknya jika dalam kehidupan kita selalu menyertakan Allah disetiap kondisi, karena Dia lah yang mengetahui apa yang manusia tidak ketahui.

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash Rasulullah Shalallahu Aalaihi Wassallam bersabda:

“Di antara kebahagiaan manusia adalah menentukan pilihannya dengan Allah dan diantara kebahagiaan manusia adalah keridhoanya pada apa yang Allah tentukan. Dan di antara tanda kesengsaraan manusia adalah ia meninggalkan Allah dalam pilihannya. Dan di antara tanda kesengsaraan manusia adalah kemarahaannya pada apa yang Allah tetapkan atas dirinya” (HR. Imam Ahmad )

Dalam hadits diatas Rasulullah memberikan 2 ciri orang yang bahagia, adalah

  1. Orang yang menyertakan Allah dalam menentukan pilihannya dan bukan menyertakan hawa nafsunya serta keinginan duniawinya.
  2. Orang yang ikhlas dan ridho akan pilihan yang Allah tentukan pada dirinya, dia menerima dengan lapang dada dan dengan keyakinan bahwasanya pilihan yang Allah tentukan adalah yang terbaik untuk dirinya. :)
Rasulullah juga memberikan 2 ciri orang yang sengsara dalam hidupnya, yaitu :
  1. Orang yang meninggalkan Allah dalam pilihannya dalam arti lain ia tidak menyertakan Allah dalam memilih pilihannya, karena sangat memungkinkan dia memilih dengan hawa nafsunya dan atas kehendak duniawinya.
  2. Orang yang marah atau tidak bersyukur atas kehendak dan pilihan yang ditentukan oleh Allah.
Dalam surat Al-Qasas Allah menjelaskan bahwasannya Allah lah yang menciptakan apa yang Ia kehendaki dan Ia lah yang mengetahui hati manusia :


”Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-sekali tidak ada pilihan bagi mereka (apabila Allah telah menentukan). Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. Dan Tuhamnu mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagiNyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagiNyalah segala penentuan dan hanya kepadaNyalah kami dikembalikan" (Al-Qasas 68-70). 

Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwasannya Allah menciptakan segalanya apa yang Ia kehendaki dan semua atas ketentuan dari Allah, dan Allah lah yang paling mengetahui isi dari hati seorang hamba-Nya.

Oleh itu jika kita sebagai hamba-Nya yang dikaruniai akal yang sehat, maka hendaklah kita meminta petunjuk kepada Allah atas apa yang ada dihadapan kita, atas apa yang akan kita pilih.

Islam mengajarkan kepada kita dalam memilih suatu perkara haraplah kita shalat 2 rakaat dan doa istikhoroh, doa itu adalah doa agar Allah memberikan keputusan dan memberikan keteguhan hati kita dalam memilih. 

Dari Jabir bin Abdullah r.a. berkata  Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami istiharah pada semua perkara sebagaimana beliau mengajarkan al-Quran. Beliau bersabda:

"Apabila salah satu dari kalian dihadapkan pada permasalahan maka hendaknya ia shalat dua rakaat selain shalat fardlu, kemudian hendaknya ia berdoa (artinya) "Ya Allah sesungguhnya aku meminta pilihanMu dengan ilmuMu, dan meminta keputusan dengan ketentuanMu, Aku meminta kemurahanMu, sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan aku tidak ada daya untuk menentukan, Engkaulah yang mengetahui dan aku tidaklah tahu apa-apa, Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara gaib. Ya Allah sekiranya Engkau mengetahui bahwa perkara ini (lalu menyebutkan masalahnya) adalah baik bagiku saat ini dan di waktu yang akan datang, atau baik bagi agamaku dan kehidupanku serta masa depanku maka tentukanlah itu untukku dan mudahkanlah ia bagiku lalu berkatilah. Ya Allah apabila Engkau mengetahui bahwa perkara itu buruk bagiku untuk agamaku dan kehidupanku dan masa depan perkaraku, atau bagi urusanku saat ini dan di masa mendatang, maka jauhkanlah ia dariku dan tentukanlah bagiku perkara yang lebih baik darinya, apapun yang terjadi, lalu ridhailah ia untukku”. ( HR Ahmad, Bukhari dan Ashabussunan)

.....
(bersambung dulu ya)

Artikel Terkait

Previous
Next Post »